Advertisement
FOTO Ilustrasi
INDOKOM NEWS | Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti pernah bertemu dengan orang yang selalu ingin terlihat paling hebat. Mereka bicara lantang, seolah-olah tahu segalanya, tapi saat diminta bukti atau solusi nyata, tiba-tiba menghilang atau berkelit dengan alasan.
Biasanya, orang seperti ini hobi merendahkan pendapat orang lain. Mereka cepat mengoreksi, seakan-akan hanya mereka yang paham. Padahal, kalau diperhatikan baik-baik, kebanyakan dari mereka hanya mengulang apa yang pernah mereka dengar, tanpa benar-benar memahami apa yang mereka bicarakan.
Tidak heran jika orang seperti ini sering disebut seperti tong kosong nyaring bunyinya bersuara keras tapi isinya nol. Mereka terlalu sibuk berbicara tanpa sadar bahwa apa yang mereka ucapkan tidak lebih dari omong kosong. Sok hebat, tapi sebenarnya bodoh.
Sifat sok hebat ini bukan hanya mengganggu, tapi juga bisa merugikan orang lain. Misalnya, dalam diskusi atau pekerjaan, mereka sering mendominasi pembicaraan tanpa kontribusi yang jelas. Ujung-ujungnya, hanya bikin ribut tanpa solusi.
Namun, di balik semua itu, orang yang benar-benar hebat biasanya justru rendah hati. Mereka tidak butuh pengakuan berlebihan, karena mereka sadar bahwa ilmu itu luas dan tidak ada yang tahu segalanya.
Jadi, kalau bertemu dengan orang yang sok hebat, lebih baik santai saja. Biarkan mereka sibuk dengan omong kosongnya, sementara kita fokus pada hal-hal yang benar-benar bermanfaat. Toh, pada akhirnya, yang membuktikan kehebatan seseorang bukan kata-katanya, tapi tindakannya.**
[Vona Tarigan]
INDOKOM NEWS | Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti pernah bertemu dengan orang yang selalu ingin terlihat paling hebat. Mereka bicara lantang, seolah-olah tahu segalanya, tapi saat diminta bukti atau solusi nyata, tiba-tiba menghilang atau berkelit dengan alasan.
Biasanya, orang seperti ini hobi merendahkan pendapat orang lain. Mereka cepat mengoreksi, seakan-akan hanya mereka yang paham. Padahal, kalau diperhatikan baik-baik, kebanyakan dari mereka hanya mengulang apa yang pernah mereka dengar, tanpa benar-benar memahami apa yang mereka bicarakan.
Tidak heran jika orang seperti ini sering disebut seperti tong kosong nyaring bunyinya bersuara keras tapi isinya nol. Mereka terlalu sibuk berbicara tanpa sadar bahwa apa yang mereka ucapkan tidak lebih dari omong kosong. Sok hebat, tapi sebenarnya bodoh.
Sifat sok hebat ini bukan hanya mengganggu, tapi juga bisa merugikan orang lain. Misalnya, dalam diskusi atau pekerjaan, mereka sering mendominasi pembicaraan tanpa kontribusi yang jelas. Ujung-ujungnya, hanya bikin ribut tanpa solusi.
Namun, di balik semua itu, orang yang benar-benar hebat biasanya justru rendah hati. Mereka tidak butuh pengakuan berlebihan, karena mereka sadar bahwa ilmu itu luas dan tidak ada yang tahu segalanya.
Jadi, kalau bertemu dengan orang yang sok hebat, lebih baik santai saja. Biarkan mereka sibuk dengan omong kosongnya, sementara kita fokus pada hal-hal yang benar-benar bermanfaat. Toh, pada akhirnya, yang membuktikan kehebatan seseorang bukan kata-katanya, tapi tindakannya.**
[Vona Tarigan]